Thursday 22 May 2014

Galleri 2

Galleri 2

 Lapangan Terbang Sultan Iskandar Shah


Pemandangan di  Masjid Baiturahman


Pemandangan hadapan

Pemandangan ketikan dilanda tsunami tahun 2004


Kapal Apung
 
Muzium Cut Nyak Dien
 
Hotel Sulthan







Hubungi Kami

Hubungi Kami

Muhammad Amin bin Simon

Galleri 1

Galleri 1- Masjid Raya Baiturahman


Pemandangan Masjid Baiturahman



Masjid Raya Baiturahman

Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid yang dahulunya merupakan Masjid Kesultanan Aceh. Ia dibina oleh Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636) yang merupakan pusat pangajian Ilmu Agama Islam di Nusantara.

Masjid ini juga pernah menjadi markas pertahanan rakyat Aceh yang berperang menentang Belanda sekitar tahun 1873 hingga 1904.

Masjid ini pernah dibakar oleh tentera Belanda pada tahun 1873.

Ketika berlakunya peristiwa Tsunami pada tahun 2004, masjid ini telah menjadi tempat berlindung rakyat Aceh daripada ombak setinggi 2 meter yang melanda Banda Aceh. Setelah air surut, masjid ini dijadikan tempat menghimpunkan beribu-ribu mayat mangs

Video

Video

Hotel

Hotel Sultan, Banda Aceh, Sumatera










Pengenalan

Pengenalan


Berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam 
Berdasarkan naskah tua dan catatan-catatan sejarah, Kerajaan Aceh Darussalam dibangun diatas puing-puing kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra dan Kerajaan Indra Pura Dari penemuan batu-batu nisan di Kampung Pande salah satu dari batu nisan tersebut terdapat batu nisan Sultan Firman Syah cucu dari Sultan Johan Syah, maka terungkaplah keterangan bahwa Banda Aceh adalah ibukota Kerajaan Aceh Darussalam yang dibangun pada hari Jumat, tanggal 1 Ramadhan 601 H ( 22 April 1205 M) yang dibangun oleh Sultan Johan Syah setelah berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu/Budha Indra Purba dengan ibukotanya Bandar Lamuri.

Tentang Kota Lamuri ada yang mengatakan ia adalah Lam Urik sekarang terletak di Aceh Besar. Menurut Dr. N.A. Baloch dan Dr. Lance Castle yang dimaksud dengan Lamuri adalah Lamreh di Pelabuhan Malahayati (Krueng Raya sekarang). Sedangkan Istananya dibangun di tepi Kuala Naga (kemudian menjadi Krueng Aceh) di Kampung Pande sekarang ini dengan nama Kandang Aceh. Dan pada masa pemerintahan cucunya Sultan Alaidin Mahmud Syah, dibangun istana baru di seberang Kuala Naga (Krueng Aceh) dengan nama Kuta Dalam Darud Dunia (dalam kawasan Meligoe Aceh atau Pendopo Gubernur sekarang) dan beliau juga mendirikan Mesjid Djami Baiturrahman pada tahun 691 H.

Banda Aceh Darussalam sebagai ibukota Kerajaan Aceh Darussalam dan sekarang ini merupakan ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah berusia 808 tahun (tahun 2013 M) merupakan salah satu Kota Islam Tertua di Asia Tenggara. Seiring dengan perkembangan zaman Kerajaan Aceh Darussalam dalam perjalanan sejarahnya telah mengalami zaman gemilang dan pernah pula mengalami masa-masa suram yang menggentirkan.

Adapun Masa gemilang Kerajaan Aceh Darussalam yaitu pada masa pemerintahan Sultan Alaidin Ali Mughayat Syah, Sultan Alaidin Abdul Qahhar (Al Qahhar), Sultan Alaidin Iskandar Muda Meukuta Alam dan Sultanah Tajul Alam Safiatuddin.

Sedangkan masa percobaan berat, pada masa Pemerintahan Ratu yaitu ketika golongan oposisi Kaum Wujudiyah menjadi kalap karena berusaha merebut kekuasaan menjadi gagal, maka mereka bertindak liar dengan membakar Kuta Dalam Darud Dunia, Mesjid DJami Baiturrahman dan bangunan-bangunan lainnya dalam wilayah kota.

Kemudian Banda Aceh Darussalam menderita penghancuran pada waktu pecah Perang Saudara antara Sultan yang berkuasa dengan adik-adiknya, peristiwa ini dilukiskan oleh Teungku Dirukam dalam karya sastranya, Hikayat Pocut Muhammad.

Masa yang amat getir dalam sejarah Banda Aceh Darussalam pada saat terjadi Perang Dijalan Allah selama 70 tahun yang dilakukan oleh Sultan dan Rakyat Aceh sebagai jawaban atas ultimatum Kerajaan Belanda yang bertanggal 26 Maret 1837. Dan yang lebih luka lagi setelah Banda Aceh Darussalam menjadi puing dan diatas puing Kota Islam yang tertua di Nusantara ini Belanda mendirikan Kutaraja sebagai langkah awal Belanda dari usaha penghapusan dan penghancuran kegemilangan Kerajaaan Aceh Darussalam dan ibukotanya Banda Aceh Darussalam.

Sejak itu ibukota Banda Aceh Darussalam diganti namanya oleh Gubernur Van Swieten ketika penyerangan Agresi ke-2 Belanda pada Kerajaan Aceh Darussalam tanggal 24 Januari 1874 setelah berhasil menduduki Istana/Keraton yang telah menjadi puing-puing dengan sebuah proklamasinya yang berbunyi :

Bahwa Kerajaan Belanda dan Banda Aceh dinamainya dengan Kutaraja, yang kemudian disahkan oleh Gubernur Jenderal di Batavia dengan beslit yang bertanggal 16 Maret 1874, semenjak saat itu resmilah Banda Aceh Darussalam dikebumikan dan diatas pusaranya ditegaskan Kutaraja sebagai lambang dari Kolonialisme.

Pergantian nama ini banyak terjadi pertentangan di kalangan para tentara Kolonial Belanda yang pernah bertugas dan mereka beranggapan bahwa Van Swieten hanya mencari muka pada Kerajaan Belanda karena telah berhasil menaklukkan para pejuang Aceh dan mereka meragukannya.

Awal Penetapan Kota Banda Aceh 
Setelah 89 tahun nama Banda Aceh Darussalam telah dikubur dan Kutaraja dihidupkan, maka pada tahun 1963 Banda Aceh dihidupkan kembali, hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah bertanggal 9 Mei 1963 No. Des 52/1/43-43. Dan semenjak tanggal tersebut resmilah Banda Aceh menjadi nama ibukota Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam bukan lagi Kutaraja hingga saat ini.

Sejarah duka kota Banda Aceh yang masih segar dalam ingatan adalah terjadinya bencana gempa dan tsunami pada hari Minggu tanggal 26 Desember 2004 telah menghancurkan sepertiga wilayah Kota Banda Aceh. Ratusan ribu jiwa penduduk menjadi korban bersama dengan harta bendanya menambah kegetiran warga Kota Banda Aceh. Bencana gempa dan tsunami ini dengan kekuatan 8,9 SR tercatat sebagai peristiwa terbesar sejarah dunia dalam masa dua abad terakhir ini.

Initerari

Initerari


BANDA ACEH & ACEH BESAR
05 HARI-04 MALAM 

DAY 1. AIRPORT SULTAN ISKANDAR MUDA – BANDA ACEH ( L,D )    
Arrival at Sultan Iskandar Muda airport and will be pick up by our representative, then transfer to Hotel and take a rest for while. Afterwards City tour  visit the most beautifull great mosque Baiturrahman. Dinner will be provided at local restaurant then check in.

DAY 2. BANDA ACEH  CITY TOUR (B,L,D)
After breakfast have fullday tour visit such as museum, traditional Aceh house, Laksamana Cheng Ho’s  Bell(Cakra Donya), Sultan Iskandar Muda grave, Gunongan is a Putri Pahang Park ( Sultan’s wife ) . Proceed to Lhoknga Beach , Lampuuk mosque, Ulhee- lhee port and Kapal Apung 3.000 tons  ( big ship was brought by tsunami about 5 km away to the centre of the village. In the afternoon visit Lampulo fisher village where we can see a big boat hangs on the roof of the house then go to Tengku  Syiah Kuala grave. Lunch and dinner at local restourant

DAY 3. ISLAMIC HISTORICAL TOUR (B,L,D)
After breakfast visit Indrapuri mosque ( former time hindu temple) Pesantren or Dayah ( the oldest Islams liberary in southeast Asia which built by Fairus Al-Bagdady 1607)  where we can find more than 10.000 ancient manuskrips (500 years old) of ulama- ulama Aceh such as Tgk syech Abdullrauf  Alsingkilli, Hamzah fansuri, Ar-ranniri etc.The visit Jantho Town  and go for shopping at  Pasar Aceh. Lunch and dinner will be served at local restourant.

DAY 4. BANDA ACEH  – PESANTREN ANAK YATIM   ( B,L,D )
Afterbreakfast check out and drive to Jacky chen’s House (the highest place, where we can see whole Banda Aceh, Sabang Island, Malaca Strait and Indien Ocean. Berkunjung ke pesantren Johor. Museum TSUNAMI just opened menyaksikan dan disambut  tarian rapai geleng.Lunch/dinner at local restaurant.

Day 5. BANDA ACEH – AIRPORT (B)
After Breakfast Free Program and chek out for flying back to your country.

Tour price / person in RM
Code
Hotel used
Minimum 10 orang dewasa
A
Hotel Rasamala 2*/same level
RM.512
B
Hotel Sultan 3*/same level
RM.555



Tour price includes
Tour price excludes
ü  Hotel twin sharing + Daily breakfast
ü  Private AC Transport  + Tour Guide
ü  Meals as per itinerary (local restaurant)
ü  Entrance fees, mineral water during tour
ü  Personal Expensive
ü  Tip for Tour Guide and Driver RM.5/pax/day
ü  Airport tax
ü  Porter at airport


ü  Child with bed = 75 % of Adult price
ü  Child no bed = 65 % of adult price
ü  This price is not valid during peak season from 20 December 2014 (Christmas, Lebaran, Old & New Year night 2015 )


Should you need further information please feel free to contact us, and thank you very much for your support, attention and good cooperation with us.

Sincerely Yours
Kita Holidays


Amsyahril

  Director              


Mobile      : + 62 85263 00 7445
YM            : am_holidays